Senin, 11 Juli 2011

awas syiah.!!!

ketahuilah bahwa aliran sesat yg besar dan mengancam aqidah umat bukan hanya ahmadiyah, tapi juga SYIAH.

Sungguh Syiah lebih berbahaya dari ahmadiyah.
Syiah besar dan kuat karena didukung oleh Negara yaitu iran.

Ketahuilah AHMADIYAH sesat karena menganggap ada nabi lagi setelah nabi Muhammad dan mempunyai kitab lagi selain al qur’an yaitu tadzkiroh.

SYIAH sesat karena
1) menganggap al quran sekarang sudah tidak asli.
2) mencela sahabat abu bakar, umar dan utsman juga mencela istri-istri nabi.
3) menganggap ali dan keturunannya (yg dikenal sbg 12 imam) ma’shum yaitu terjaga/bebas dr kesalahan seperti para nabi. Padahal ali dan keturunannya adh manusia biasa seperti sahabat lain yg tdk ma’shum.

INI BUKAN FITNAH TAPI FAKTA.!! buka situsnya disini:
http://www.syiahindonesia.com/index.php/kajian-utama/kitab-syiah/369-di-mana-al-quran-syiah-hari-ini





http://www.hakekat.com/
situs2 diatas adalah kritikan dari sunni trhdp syiah

atau anda bisa buka situs asli dari sumber syia'h sendiri:


dan yang terpenting adh situs di bawah ini, pernyataan langsung dari sumber syiah. simak dengan baik, karena di dalam situs ini mereka membantah adanya tahrif/perubahan Al quran, namun sebenarnya mereka mengakui adnya tahrif.

Kamis, 07 Juli 2011

ilmu pengantar agama

1.1  Agama Dalam pandangan Ilmu Pengetahuan

Pada umumnya para ahli ilmu pengetahuan sosial yang melakukan studi agama menganggap bahwa agama menjadi bagian dari kebudayaan manusia, namun hal ini tidak disetujui oleh sarjana –sarjana teologi seperti dalam Islam, Kristen dan Yahudi.

Anggapan bahwa agama sebagai bagian dari kebudayaan manusia timbul dari kesimpulan studi mereka menurut aspek ilmu pengetahuan sosial budaya seperti anthropologi, sosologi, ethnologi dan sebagainya yang dijadikan pangkal tolak berpikir mereka. Hal tersebut bukannya merupakan pandangan yang salah, sebab agama sebagai elemen yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia sejak zaman prasejarah sampai zaman modern sekarang ini dapat dilihat dari dua segi yakni dari segi bentuk dan isinya.

Bila kita lihat dari segi bentuknya, maka agama dapat dipandang sebagai kebudayaan batin manusia yang mengandung potensi psikologis yang mempengaruhi jalan hidup manusia. Sedangkan bila dilihat dari segi isinya, maka agama adalah ajaran atau wahyu Tuhan yang dengan sendirinya tak dapat dikategorikan sebagai kebudayaan. Segi yang kedua ini hanya berlaku bagi agama –agama revilasi (wahyu). Sedangkan bagi agama-agama yang sumbernya bukan dari wahyu, maka dapat dipandang baik bentuk maupun isinya adalah kebudayaan. Agama yang demikian berasal dari budaya manusia atau masyrakat sendiri. Pokoknya agama dapat dipelajari dan diselidiki dengan mengunakan akal pikiran berdasarkan kaidah-kaidah ilmu pengetahauan. Akan tetapi ada sarjana anthropologi yang yang menolak melakukan studi tentang agama secara ilmiah seperti pendirian H. Morgan, seorang sarjana inggris yang beraliran Darwinisme menyatakan bahwa “Religion is just too irrational to be understood by scientific means”, bahwa “agama itu terlalu irrasional untuk dimengerti melalui metode ilmiah”.

Pengetahuan-pengetahuan dalam bidang keagamaan, bukan melulu berdasar wahyu. Sebagai halnya dengan pengetahuan dalam lapangan ilmiah, pengetahuan agama juga diperoleh dengan mempergunakan bukti-bukti historis. Dalam lapangan ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang adanya Aristoteles, Plato dan sebagainya serta ajaran-ajaran mereka masing-masing diperoleh dari buku-buku yang menurut keterangan adalah tulisan mereka. Apakah buktinya bahwa orang yang bernama Aristoteles atau Plato betul dan benar ada di abad ke-5 dan dank ke-4 sebelum nabi Isa? Dan apa buktinya bahwa buku-buku yang disebut itu adalah karangan mereka? Karena ada tradisi turun temurun mulai dari sesudah matinya kedua filosof itu sampai ke masa kita ini yang mengatakan demikian dan belum ada suara yang menentang kebenaran tradisi ini.

Demikian pula dalam agama. Pengetahuan tentang Budha, tentang nabi-nabi seperti Musa, Isa dan Muhammaad diperoleh dari tradisi. Tradisi ini diperkuat oleh bukti-bukti historis. Bukti-bukti historis yang dimaksud umpamanya keterangan-keteranagan penulis sejarah yang diakui keahlian dan dipercayai kebenaran uraiannya tentang pribadi-pribadi tersebut dan sejarah itu ditulis di zaman mereka masih hidup atau tidak lama sesudah zaman mereka.

Kalau tak ada bukti-bukti historis, adanya figur yang bersangkutan diragukan. Mengenai nabi Muhammad umpamanya, belum ada suara yang mengatakan bahwa wujud beliau dalam sejarah diragukan. Sejarah nabi Muhammad jelas. Buku suci yang ditinggalkannya ada, dan kata-katanya dicatat ( hadist yang rentetan rawinya dengan jelas disebutkan satu per satu).

Kembali ke pokok persoalan, kalau ada tuduhan bahwa pengetahuan agama berdasar pada tradisi, orang bisa menjawab bahwa dalam lapangan ilmiah juga ada pengetahuan yang berdasar pada tradisi, terutama sejarah, filsafat dan sebagainya.

Kepercayaan pada adanya tuhan adalah dasar utama sekali dalam paham keagamaan. Tiap-tiap agama berdasar atas kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib, dan cara hidup tiap-tiap manusia yang percaya pada agama di dunia ini amat erat hubungannya dengan kepercayaan tersebut. Kekuatan gaib itu, kecuali dalam agama-agama primitif disebut Tuhan. Agama-agama primitif belum memberi nama tuhan kepada kekuatan gaib itu. Dengan kata lain kekuatan gaib itu belumlah berasal dari luar alam ini, tetapi masih berpangkal dalam alam. Kekuatan gaib itu belum mempunyai arti teisme atau deisme, tetapi dinamisme dan animisme.

Adapun paham-paham keagamaan yang pernah berkembang dalam sejarah manusia

Dinamisme

Dinamisme berasal dari kata yunani dynamis yang dalam bahasa Indonesia disebut kekuatan. Bagi manusia primitif yang tingkat kebudayaannya masih rendah sekali, tiap-tiap benda yang berada disekelilingnya bisa mempunyai kekuatan batin yang misterius. Dalam ilmu sejarah agama dan ilmu perbandinagn agama, kekuatan batin ini biasanya disebut mana.

Animisme

Ada masyrakat primitif lain yang berpendapat bahwa semua benda, baik yang bernyawa atau tidak bernyawa mempunyai roh. Paham ini disebut animisme, dari kata latin anima yang berarti jiwa. Bagi mereka roh itu tersusun dari suatu zat atau materi yang halus sekali, yang dekat menyerupai uap atau udara. Dalam paham mayarakat primitif ini, roh itu makan, mempunyai bentuk, mempunyai umur, mempunyai kekuatan dan berkehendak, bisa merasa senang dan marah. Kalau ia marah ia dapat membahayakan bagi manusia. Oleh sebab itu keridaannya harus dicari, harus diusahakan agar ia jangan marah. Bagi masyarakat primitif serupa ini segala benda yang ada di dunia mempunyai roh seperti gunung, sungai, pohon kayu, batu bahkan rumput.

Polyteisme

Peningkatan mana, peningkatan roh, terutama nenek moyang menjadi dewa dan tuhan. Perbedaan antara roh dan dewa hanya perbedaan dalam derajat kekuasaan. Dewa lebih berkuasa, lebih tinggi dan mulia dan penyembahannya lebih umum dari roh dan dewa-dewa ini dipandang mempunyai pekerjaan-pekerjaan tertentu. Bagaimanapun politeisme memperkecil jumlah roh-roh yang disembah dan dipuja dalam animisme. Polyteisme memberi betuk dan sifat yang lebih jelas bagi dewa-dewa daripada animisme kepada roh-roh yang mereka junjung tinggi.

Henoteisme

Dalam polyteisme terdapat pertentangan tugas antara dewa-dewa atau tuhan-tuhan. Bagi orang yang berpikir dalam, hal serupa ini tak memuaskan. Oleh karena itu timbulah aliran yang mengutamakan beberapa dari dewa-dewa yang banyak itu sebagi objek penyembahan. Pada suatu masa dalam  perkembangan paham ketuhanan ini satu dewa saja yang diberikan kedudukan yang tertinggi di antara tuhan-tuhan yang banyak itu. Tuhan ini dipandang sebagai kepala atau bapak dari tuhan-tuhan lain. Umpamanya Zeus dalam agama yunani lama, sebagai bapak dan keluarga dewa-dewa.

Monoteisme

Henoteisme hanya perlu selangkah untuk meningkat menjadi monoteisme. Kalau tuhan-tuhan asing yang disangka musuh atau saingan itu tidak diakui lagi, malahan ada yang diseluruh alam hanya ada satu tuhan.

Deisme

Monoteisme bisa berbentuk deisme atau teismeDeisme berasal dari kata latin yang berarti Tuhan. Menurut paham deisme tuhan berada jauh di luar alam (transcendent) yaitu tidak dalam alam. Tuhan menciptakan alam dan sesudah alam diciptakannya, ia tidak memperhatikan alam lagi. Alam berjalan menrut peraturan-peraturannya (hukum alam).

Karena alam seluruhnya berjalan menurut mekanisme tertentu dan menurut peraturan-peraturan yang tak berubah-ubah, maka dalam deisme tak terdapat paham mukjizat, dalam arti kata sesuatu yang bertentangan dengan peraturan alam.

Paham deisme ini mulai timbul pada abad ke-17 dan berasal dari falsafat Newton (1642-1727) yang mengatakan bahwa tuhan hanya pencipta alam dan jika ada kerusakan baru maka alam memerlukan Tuhan untuk memperbaiki kerusakan yang timbul itu.

Panteisme

Pan berarti seluruh. Dengan demikian panteisme mengandung arti seluruhnya Tuhan. Panteismeberpendapat bahwa seluruh  kosmos ini adalah Tuhan. Benda-benda yang dapat ditangkap oleh pancaindra adalah bagian dari Tuhan. Saya dan saudara adalah juga bagian dari Tuhan. Begitu pula bangku, kursi, lampu dan sebagainya adalah bagian dari Tuhan. Tak ubahnya seperti dalam hinduisme umpamanya, yang hak dari yang ada itu ialah Brahman, alam pancaindra itu bukanlah hakekat, hanya maya atau illusi.

Teisme

Teisme sepaham dengan deisme, berpendapat bahwa Tuhan adalah transcendent yaitu di luar alam, tetapi sepaham dengan panteisme yang menyatakan bahwa Tuhan, sungguhpun berada di luar alam, juga dekat dengan alam. Berlainan dengan deismeteisme menyatakan bahwa alam setelah diciptakan Tuhan, namun tetap berhajat kepadanya. Kosmos ini tak bisa berwujud dan berdiri tanpa Tuhan walaupun sehari. Tuhanlah yang terus menerus secara langsung mengatur alam ini. Dalam pahamteisme alam ini  tidak beredar menurut hukum-hukum alam tetapi beredar menurut kehendak mutlak Tuhan. Oleh sebab itu teisme mengakui adanya mujizat.

Ateisme

Ateisme adalah kepercayaan bahwa Tuhan tidak ada. Kalau alam memang berdiri sendiri secara lengkap dan bergerak menurut hukum yang terdapat dalam dirinya sendiri. Tuhan tak perlu ada, kalau betul Tuhan ada kata seorang ateis mengapa ia tak menunjukan dirinya dengan jelas dan nyata kepada manusia. Keterngan bahwa tuhan ada dengan alasan adanya mukjizat dan wahyu, tidak memuaskan.

Lebih lanjut lagi, kalau Tuhan betul ada, apa sebabnya maka dijadikan kejahatan dalam alam ini? bukankah ini menimbulkan kekacauan? Apakah alam yang penuh kekacauaan ini ciptaan suatu Tuhan yang bersifat maha baik lagi maha mengetahui?

Agnoteisme

Kalau ada paham yang dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan ada dan paham dengan tegas mengatakan Tuhan tidak ada., ada pula paham yang ragu-ragu tentang adanya tuhan atau lebih tepat disebut paham yang mengatakan bahwa manusia  tak sanggup dan tak bisa memperoleh pengetahuan tentang Tuhan. Paham ini disebut agnostisime (tidak mengetahui), skeptisme (ragu-ragu).

Menurut sejarah kata agnostic itu diciptakan oleh Thomas henry Huxley (1825-1895), sebagai lawan kata dari gnostik yang mengatakan bahwa pengetahuan positip tentang Tuhan dapat diperoleh manusia. Kaum agama mengatakan bahwa mereka memperoleh pengetahuan positip dan pasti tentang wujud Tuhan. Huxley sebaliknya mengatakan pengetahuan yang positip dan pasti tentang wujud Tuhan tak mungkin diperoleh.

Paham agnostisme tidak dengan tegas meniadakan adanya Tuhan, sebagai halnya dengan ateis. Oleh sebab itu seorag agnostik bisa percaya pada adanya Tuhan, tetapi tidak tahu siapa dan bagaimana sifat-sifat Tuhan itu.

1.2 Perbedaan Filsafat dan Agama

Ada dua perkataan yang sering dipahamkan secara keliru, yaitu perkataan filsafat dan agama.

Kedua perkataan itu meliputi bidang yang sama, yaitu bidang yang disebut dalam bahasa inggris ultimate, yakni bidang yang terpenting yang menjadi soal hidup atau mati seseorang, dan bukan persoalan yang remeh.

Perbedaan agama dan filsafat tidak terletak dalam bidangnya, filsafat berarti memikir, sedangkan agama berarti mengabdikan diri. Orang yang belajar filsafat tidak saja mengetahui soal filsafat, akan tetapi lebih penting dari itu ialah dapat berpikir. Begitu juga orang yang mempelajari agama, tidak hanya puas dengan pengetahuan agama, tetapi memerlukan membiasakan dirinya dengan hidup secara agama. Seorang yang ahli agama yang bernama William Temple berkata “ filsafat itu ialah menuntut pengetahuan untuk memahami sedangkan agama adalah menuntut pengetahuan untuk beribadah”. Ia juga berkata “  pokok dari agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi perhubungan antara seseorang manusia dengan Tuhan”

Suatu hal yang penting diketahui tentang agama ialah rasa pengabdian (dedication) atau contentment. Tiap-tiap pengikut agama merasa bahwa ia harus mengabdikan dirinya sekuat-kuatnya kepada agama yang dipeluknya.

Rasa pengabdian ini harus dihargai, bagi tiap-tiap orang yang ingin mempelajari sesuatu agama, rasa pengabdian ini akan muncul apabila diselidiki secara seksama. Akan tetapi sesungguhnya lebih dalam daripada hanya pengertian, oleh karena pengabdian itu merupakan keyakinan dan kesediaan untuk menghubungkan nasib diri seseorang terhadap pengertian itu.

Seorang ahli filsafat, jika  ia berhadapan dengan penganut sesuatu aliran paham yang lain, biasanya bersikap lunak, oleh karena dia akan sanggup meninggalkan pendiriannya jika ia merasa dirinya salah, sebaliknya seorang yang beragama biasanya mempertahankan agamanya itu habis-habisan, oleh karena ia sudah mengikat dirinya dan mengabdikan kepadanya.

Perbedaan lebih jauh mengenai filsafat dan agama, ialah bahwa filsafat walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya, tetapi sering mengeruhkan pikiran pemeluknya karena ia akan terus dan terus mencari hakikat kebenaran, sedangkan agama walaupun memenuhi pemeluknya dengan semangat fanatik dan perasaan pengabdian diri, akan tetapi mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya. itu.

KOMENTAR:
brati cukup sudah dgn beragama_tak usah berfilsafat_
----------------------
filsafat membantu manusia agar lebih yakin kepada agamanya, maaf mungkin ada sebagian saudara2 muslim yg benci filsafat, namun percayalah filsafat adh ilmu, sedang ilmu tergantung isinya, filsafat isinya tdk sepenuhnya haram, maka jika ada org yg masih ragu dgn agamanya, ia bs menggunakan ilmu logika (bagian dr filsafat) akan persoalan materi dan immateri (metafisika: bagian dr filsafat).

jika ada pertanyaan apakah abu bakar, umar dan sahabat lainnya memeluk islam karena telah belajar filsafat???
tentu tdk, karena filsafat di masa itu belum masuk jazirah arab. kalaupun sdh masuk itu belum berkembang dan tdk ada pendalaman.
filsafat di masa kini hanyalah salah satu jalan menuju suatu kesimpulan hakiki bhw tuhan ada dan islam adh agama tuhan yg satu2nya benar.

jadi jika anda ingin memantapkan keyakinan kita, maka salah satu jalanny adh belajar filsafat (filsafat yg benar lah).
belajar sains dan mendalaminya juga salah satu jalan,
memperhatikan dan merenungi ilmu dan akhlaq seorang ulama juga salah satu jalan, para sahabat memeluk islam tentunya salah satu jalanyya karena melihat dan merenungi akhalq rosul yg adil dan bs dipercaya.
_
---------------------
Sbnarya knp & apa tujuan org b'filsafat?--------------------makna dr filsafat sesungguhnya berpikir kritis akan sebuah hakikat,ini baru makna sederhanya, maka jika dilihat dr makna sederhananya, sebenarnya dr kecil kita sdh berfilsafat, sbg contoh, saat anak kecil mulai berpikir kenapa TV bs menyala dan bagaimana cara menyalakannya, ia mulai melakukan trial and error yg pada akhirnya ia dpt menyalakan TV sendiri.

namun makna luasnya adh berpikir kritis melalui metode ilmiah (yg bs dibenarkan oleh akal) untuk mengungkap hakikat kebenaran dl hal ini hakikat alam dan kehidupan. maka para pakar ilmu menjadikan filsafat sbg induk dr segala ilmu yg kemudian memiliki cabang2nya seperti sains, matematika, psikologi, ilmu humaniora, ilmu sejarah, ilmu seni dsb.

namun jika ditanya kpn org berfilsafat sebenar-benar filsafat yaitu saat org sdh mengalami perkembangan akal/baligh. apakah org awam (tukang bakso, supir, petani, nelayan) boleh berfilsafat, tentu boleh cuman apakah dgn mempelajarinya akan lebih baik baginya??
sebab mungkin saja dgn ia belajar filsafat, ia akan mengalami kekacauan krn latar belakang yg tdk mendukung, dan kedua mereka beralasan buat cari kebutuhan hidup saja susah, kok belajar filsafat segala.

tujuan filsafat sekali lagi adh untuk memantapkan keyakinan, dan juga agar terbiasa berpikir rasional, semakin kita terbiasa berpikir rasiona maka akan mudah pula kita dlm menghadapai persoalan hidup, baik persoalan pribadi, keluarga, masyrakat, negara maupun agama.

saya tegaskan filsafat tdk menjamin anda menemukan dan memantapkan kebenaran, namun hanya membantu, jadi monggoh terserah mau mempelajari atau tdk.
wallhu'alam
---------------------Jk bgitu, maka smakin jelas bhwa filsafat mmg dibutuhkn olh org2 yg RAGU THDP AGAMA YG DIANUTNYA. Shg ia mrasa prlu utk MENCARI KEBENARAN LAIN diluar agamanya------------------------ 
faktanya kebanyakan org beragama krn keturunan, shgga nampak jelas bhw selama ini kebanyakan org takdirnya ditentukan oleh orang tuanya, seharusnya takdir seseorg ditentukan oleh dirinya sendiri,
tuhan (Allah) menganugerahkan manusia berupa akal, maka gunakanlah akal untuk menentukan takdir agar kita menjadi org yg selamat dunia akhirat.

memantapkan keyakinan adh benar, sbg contoh jika seandainya dilahirkan dr org tua kristen dan kita tdk bersikap kritis, maka selamanya kristen akan dianggapa sbg kebenaran, nah bagaiamana dgn yg islam, tentunya memantapkan keyakinan islam lewat akal itu lebih baik drpada memantapkan atas dasar "POKOKNYA GUWE PERCAYA AJA AMA OMONGAN EMA GUWE".

sbg contoh kisah nabi ibrahim, mari perhatikan:

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 260 Allah berfirman, "Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang yang mati". Allah berfirman, "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab, "Aku meyakininya; tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman, "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung dan cincanglah semua olehmu.
Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari
bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

perhatikan petikan ayat "agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)"
-------------------Yg dlakukn Nabi Ibrahim bukn brfilsaft.-----------------------filsafat salah satu jalan memantapkan keyakinan, belajar sains juga salah satu jalan, makanya banyak ilmuan barat yg masuk islam karena latar belakang sains yg kuat dan mempelajari kecocokan sains dan alquran, ada juga melalui jalan memperhatikan akhlaq seseorang seperti yg terjadi pada para sahabat, mereka mantap terhadap keyakinannya karena mereka melihat akhlaq rosul yg adil dan bisa dipercaya, pernah juga saya mendapat suatu kisah nyata, seorang nasroni di amerika yg masuk islam karena melihat akhlaq org2 islam.

nah yg dilakukan nabi ibrahim juga salah satu jalan memantapkan keyakinan tetapi ini berkaitan dgn kekuatan ghaib (supranatural/di luar jangkauan akal) dan memang ini bukan filsafat, bukan sains dan juga bukan akhlaq.
-

Janisari (Yenni Serry), pasukan terkuat dunia Pd Zamannya !

Janisari (berasal dari bahasa Turki Utsmaniyah: ينيچرى (Yeniçeri) yang berarti “pasukan baru”) adalah pasukan infanteri yang dibentuk oleh Sultan Murad I dari Kekalifahan Bani Seljuk pada abad ke-14. Pasukan ini berasal dari bangsa-bangsa Eropa Timur yang wilayahnya berhasil dikuasai oleh Turki. Utsmani Tentara ini dibentuk tak lama setelah Kekaisaran Byzantium kalah oleh Turki Utsmani. Alasan utama pembentukan laskar Janisari adalah karena tentara Turki Utsmani yang ada tidak memadai, terutama karena terdiri dari suku-suku yang kesetiaanya diragukan. Janisari awalnya adalah para tahanan perang (terutama yang asalnya dari Eropa Timur – Balkan) yang diampuni tetapi dengan syarat harus membela Kekaisaran Turki Utsmani.

Sejalan dengan waktu, untuk memastikan kesetiaan kesatuan ini, selanjutnya Sultan punya ide untuk merekrut pasukan Janisari ini dari budak yang masih bocah, sehingga mereka bisa diajari (didoktrin) untuk membela dan mengawal Sultan. Pada masa itu, pasukan Janisari ini adalah pasukan terkuat di dunia. Konon pasukan ini adalah pasukan yg pertama sekali memakai senapan. (yang kemudian ditiru oleh orang Eropa). Saat itu Turki memiliki persediaan mesiu yang cukup banyak (dimana pada saat itu di daerah lain masih langka). Pasukan ini adalah pasukan kedua setelah Mongol yang berhasil menjajah Eropa.
http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=99173

Janisari adalah brigade terpisah dari pasukan reguler Turki yang bertugas mengawal Sultan Dinasti Utsmani (Ottoman Empire). Sedangkan Bani Seljuk adalah Dinasti sebelum Utsmani. Utsman diambil dari pemimpin kabilah Osmani yg mempunyai kekuatan yang besar sewaktu Bani Seljuk masih berkuasa. Waktu Seljuk pecah, kabilah yang dipimpin Osmani menyatukannya kembali dibawah bendera baru. Kekuasaan Turki Utsmani mencapai seluruh wilayah di Balkan dan Eropa Tenggara. Kota Wina dua kali diserang oleh kakuatan Turki Utsmani, tetapi karena seluruh kerajaan di Eropa bersatu untuk membendung dengan kekuatan penuh dan logistik yang memadai, ambisi Turki Utsmani untuk menguasai seluruh Eropa tidak berhasil.
Pasukan jannisarry terbagi menjadi 2 type yaitu :

1. Jannisarry Heavy Infantry, merupakan pasukan infantry bentukan pertama yang membawa nama harum pasukan turki ke berbagai belahan eropa dan asia, pasukan ini menggunakan baju zirah dan rantai besi, tidak membawa tameng dan bersenjatakan haldberd (semacam tombak panjang yang memiliki mata kapak). pasukan ini sangat ganas dan nyaris tak terkalahkan dalam setiap pertempuran. (coba mainkan game “MEDIEVAL TOTAL WAR 2

2. Jannisarry Musketter (Kaveleri). Setelah sukses menguasai sebagian besar eropa, maka kekaisaran ottoman mulai membentuk satuan pasukan penembak khusus yang dicomot dari pasukan infantry janissary terdahulu, dan diberikan senapan teknologi terbaik di jamannya yaitu ” musketter” yang lebih baik dari hand gun biasa…

Selain Janisari, Turki Utsmaniyah juga masih mempunyai kesatuan elite lainnya, yaitu: Tentara Ghulam, Cavalary Sipahi, dan tentunya pasukan Onta.

Pakaian khas Janisari adalah sejenis long musket. Ciri khasnya adalah topinya yang memakai tutup kain dari depan ke belakang leher, menyerupai sorban.

Kisah terkenal mengenai kehebatan pasukan ini adalah ketika Byzantine kalah total saat Constantinopel ditaklukan oleh Turki Utsmani yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Al-Fatih, beliau anak dari Sultan Murad II. Saat itu Janisari adalah pasukan yang berperan penting dalam pertempuran tersebut. Yang menarik, pada zaman Sultan Mahmud, Pasukan Janisari termasuk yang ikut bertempur melawan Dracula si Penyula dari Wallachia dekat Transevalnia yang haus darah. Dracula (Vlad Teppes) sempat dikalahkan adiknya sendiri yaitu Radu yang saat itu menjadi pemimpin Janisari untuk menaklukan Dracula. (Dracula artinya anak Dracul atau anak naga karena bapaknya adalah Vlad Dracul yang menjadi anggota Ordo Naga).

Selama beberapa abad Janisari bertahan sebagai pasukan elit pengawal Sultan. Karena statusnya itu Janisari, baik secara jumlah dan status berkembang semakin besar. Sekitar abad 19 Janisari dibubarkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826 karena terjadinya insiden Auspicious, dimana laskar Janisari mencoba melakukan kudeta terhadap kekaisaran Turki Ottoman.

Selasa, 05 Juli 2011

Kenapa ahmadiyah sesat

1. Penodaan Agama Ahmadiyah dengan Nabi Palsunya Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908M). Mirza Ghulam Ahmad mengaku diutus Allah (sesudah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam):
      اِنَّا اَرْسَلْنَا اَحْمَدَ اِلَى قَوْمِهِ فَاَعْرَضُوْا وَقَالُوْا كَذَّابٌ اَشِرٌ
"Sesungguhnya Kami mengutus Ahmad kepada kaumnya, akan tetapi mereka berpaling dan mereka berkata: seorang yang amat pendusta lagi sombong" (Tadzkirah, halaman 385).
Bandingkan dengan ayat Al-Qur’an:
إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيم
"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih” (QS Nuh: 1).
Dalam Tadzkirah itu, Mirza Ghulam Ahmad berdusta, mengatasnamakan Allah telah mengutus Ahmad (yaitu Mirza Ghulam Ahmad) kepada kaumnya. Mirza Ghulam Ahmad telah berdusta, mengangkat dirinya sebagai Rasul utusan Allah, disejajarkan dengan Nabi Nuh as yang telah Allah utus. Hingga di ayat-ayat buatan Mirza Ghulam Ahmad dibuat juga seruan dusta atas nama Allah agar Mirza Ghulam Ahmad membuat perahu.
2. Mirza Ghulam Ahmad mengaku diutus Allah untuk seluruh manusia (sesudah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam):
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْ نِىْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ  – وَقُلْ يَآاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّى رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا 
Artinya: “Katakanlah (wahai Ahmad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihimu – dan katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua”. (Tadzkirah hal: 352)
Catatan dari LPPI:
Ayat-ayat ini adalah rangkaian dari beberapa ayat suci Al-Qur’an, yaitu surat Ali Imran 31 dan surat Al-A’raf 158.
Semua ayat ini dibajak dengan perubahan, penambahan, dan pengurangan, lalu dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”.
3. Ghulam Ahmad membajak ayat-ayat Al-Qur’an tentang Nabi Isa as namun dimaksudkan untuk diri Mirza.
وَ لِنَجْعَلَهُ اَيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا وَكَانَ اَمْرًامَقْضِيًّا – يَاعِيْسَى اِنِّى مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَىَّ وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيُنَ كَفَرُوْا اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ – ثُلَّةٌ مِنَ اْلاَوَّ لِيْنَ وَثُلَّةٌ مِنَ اْلآَخِرِيْنَ  
Artinya:“Dan agar Kami dapat menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan - Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku dan mensucikanmu dari orang-orang yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat - Yaitu Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan besar (pula) dari orang yang kemudian”. (Tadzkirah hal: 396)
Catatan dari LPPI:
Ayat-ayat ini adalah rangkaian dari beberapa ayat suci Al-Qur’an, yaitu surat Maryam ayat 21, Ali Imran ayat 55, dan Al-Waqi'ah ayat 39-40.
Semua ayat ini dibajak dengan perubahan, penambahan, dan pengurangan, lalu dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”.
4. Ahmadiyah Memiliki Kitab Suci sendiri namanya Tadzkirah, yaitu kumpulan wahyu suci (wahyu muqoddas). Mirza Ghulam Ahmad mengaku diberi wahyu Allah:
اِنَّ السَّمَوَاتِ وَالاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا-  قُلْ اِنَّمَا اَناَ بَشَرٌ يُّوْحَى اِلَيَّ َانَّمَآ اِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَاحِدٌ
Artinya: “Bahwasanya langit dan bumi itu keduanya adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya – katakanlah sesungguhnya aku (Ahmad) ini manusia, yang diwahyukan kepadaku bahwasannya  Tuhan kalian adalah Tuhan yang Maha Esa”. (Tadzkirah halaman: 245)
Ayat-ayat buatan Mirza Ghulam Ahmad itu dicomot dari sana-sini dengan mengadakan pengurangan dari ayat-ayat suci Al-Qur’an, dan penyambungan yang semau-maunya yaitu surat Al-Anbiya’ ayat 30 dan surat Al-Kahfi ayat 110.
أَوَلَمْ يَرَالَّذِيْنَ كَفَرُوْآ أَنَّ السَّمَوَاتِ وَالاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya”. (Qs Al-Anbiya: 30).
قُلْ اِنَّمَآ اَناَ بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوْحَى اِلَيَّ أَ نَّمَآ اِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَاحِد
Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. (Qs. Al-Kahfi: 110).   
Semua ayat ini dibajak dengan perubahan maksud, pengurangan, lalu dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”. Ketika ayat Al-Qur’an bicara qul (katakanlah) di situ maksudnya adalah Nabi Muhammadshallallahu 'alaihi wasallam. Sehingga manusia yang diberi wahyu dalam ayat Al-Qur’an itu adalah Nabi Muhammadshallallahu 'alaihi wasallam. Namun secara licik, Mirza Ghulam Ahmad telah memlintir maksud ayat Al-Qur’an itu ketika dia masukkan ke dalam apa yang dia klaim sebagai wahyu untuk dirinya, maka manusia yang diberi wahyu itu adalah Mirza Ghulam Ahmad. Ini jelas-jelas Mirza Ghulam Ahmad telah berdusta atas nama Allah Subhanahu wa Ta'ala, sekaligus menyelewengkan dan menodai kitab suci umat Islam, Al-Qur’anul Karim, dengan cara keji.
5. Merusak aqidah/keyakinan Islam:
a. Mirza Ghulam Ahmad mengaku bahwa Allah itu berasal dari Mirza Ghulam Ahmad
اَنْتَ مِنِّىْ وَاَناَ مِنْكَ  
"Kamu berasal dari-Ku dan Aku darimu" (Tadzkirah, halaman 436).
b. Mirza Ghulam Ahmad, mengaku berkedudukan sebagai anak Allah. Ini Allah dianggap punya anak:
اَ نْتَ مِنِّى بِمَنْزِلَةِ وَلَدِىْ
"Kamu di di sisi-Ku pada ke-dudukan anak-Ku" (Tadzkirahhalaman 636).
6. Menganggap semua orang Islam yang tidak mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai Rasul adalah musuh. KitabTadzkirah halaman 402:
سَيَقُوْلُ الْعَدُوُّ لَسْتَ مُرْسَلاً
"Musuh akan berkata: kamu (Mirza Ghulam Ahmad) bukanlah orang yang diutus (Rasul)" (Tadzkirah halaman 402)
7. Selain golongannya maka dianggap kafir dan dilaknat.
 Tadzkirah, halaman 748-749:
لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الَّذِىْ كَفَرَ
"Laknat Allah ditimpakan atas orang yang kufur."
َانْتَ اِمَامٌ مُّبَارَكٌ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى مَنْ كَفَرَ
"Kamu adalah Imam yang di-berkahi, Laknat Allah ditimpa-kan atas orang yang kufur."
بُوْرِكَ مَنْ مَّعَكَ وَمَنْ حَوْلَكَ.
"Kamu adalah Imam yang di-berkahi, Laknat Allah ditimpa-kan atas orang yang kufur."
8. Memutar balikkan ayat-ayat Al-Qur’an. Contohnya:
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّ مَاكَانَ لَهُ اَنْ يَّدْخُلَ فِيْهَا اِلاَّ خَائِفًا
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa - Dia itu tidak masuk ke dalamnya (neraka), kecuali dengan rasa takut."
Di dalam Al-Qur’an, bunyi ayatnya:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَب مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَب
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan" (Qs Al-Lahab: 1-2).

macam-macam jamaah islam

wahabi, al qoidah/tholiban, Ikhwanul Muslimin(PKS), muhammdiyah, Hizbuttharir sama2 berafiliasi pada mazhab hambali, kelompok2 ini perjuangannya banyak terinspirasi dr ulama besar ibnu taimiyah (ia pengikut hambali).
perbedaanya adh:
wahabi adh bukan organisasi dan bahkan mereka anti organisasi, wahabi menganggap organisasi tdk ada tuntunannya dari rosul dan justru organisasi memecah belah umat (masing2 bangga dengan organisasiny), wahabi anti kekerasan fisik, wahabi mencela perjuangan Al qoidah krn dianggap merusak kestabilan dan keamanan umat dan dunia. wahabi sangat keras trhdp org2 yg dianggap melakukan bid'ah, di mata wahabi bid'ah itu yg berkaitan dgn ibadah contohny, zikir brsama, bersalaman sesudah sholat, acara maulid, tahlilan dsb.
al qoidah seperti wahabi anti demokrasi dan bid'ah, namun al qoidah berjuang dgn jalan kekerasan/jihad fisik.
hizbut tahrir (HT) anti demokrasi, tapi ia adh organisasi, krn ia punya struktur kpemimpinan dan punya AD/RT. mereka beralasan berorganisasi yaitu agar perjuangan lebih rapih dan teratur. mereka anti demokrasi krn demokrasi adh mnjadikan hukum berdasarkn suara rakyat/kumpulan manusia, bukan suara tuhan(Allah). HT tdk mpersoalkn masalah bid'ah dan mazhab yg pentng umat islam mau mperjuangkan syariat.
ikhwannul muslimin berjuang lwt demokrasi krn menganggap islam saat ini dalam keadaan lemah, mk umat islam hrs berjuang lewat demokrasi, seandainya tdk ada umat islam yg berjuang lewat demokrasi, mk negara akan sepenuhnya dikuasai oleh org2 yg munafik dan sekuler. jika umat islam sdh kuat mk sistem sekuler akan diganti dgn sistem syariat. ikhwan juga seperti HTtdk mempersoalkn bid'ah dan mazhab, meski demikian kebanyakan petinggi ikhwan dan HTI adh bermazahab hambali.

muhammadiyah adh organisasi yg mengaku tdk bermazhab, namun faktanya kebanyakan fatwa2 dari muhammdiyah lebih cenderung banyak mengambil dari pemahaman mazhab hambali. muhammdiyah anti kekerasan, muhammadiyah lebih banyak bergerak dan fokus pada persoalan pendidikan dan sosial serta memerangi bid'ah seperti halnya wahabi, namun dlm beberapa banyakn hal berbeda dengan wahabi. muhammdiyah membebaskan kepada jamaahnya untuk memilih pandangan politiknya sendiri.
 fron pembela islam (FPI) dan nahdhotul ulama (NU) sama2 bermahzab syafii, FPI membolehkn berjuang dgn kekerasan sedangkan NU tdk boleh pakai kekerasan.
jamaah tabligh bukan organisasi adh ia aliran sufi yg lebih banyak berbicara tentang akhirat dan sedikit masalah dunia, mereka melarang berbicara soal politik krn politik persoalan dunia dan memecah belah umat, anggota meraka beragam ada yg mazhab hanafi, maliki, syafii dan jg hambali, bagi mereka yg terpenting adalah memperbanyak dekat dgn Allah. mereka juga melarang kekerasan.

teroris yg di indonesia memang bagian dr al qoidah,mereka berbuat kerusakan bahkan org islam sendiri yg jd korban. namun mereka bukanya sesat, krn meraka adh org2 yg rajin puasa dan sholat malam, mereka berijtihad, cuman ijtihad mereka salah, harusnya kekerasan itu dilakukan di afghanistan atau di palestin dan tempat2 lain yg musuhnya sdh jelas. tapi setidaknya kita tau bhw perbedaan dr jamaah2 diatas tdk lantas islam berpecah belah, krn perbedaan itu dikarenakn hasil ijtihad yg berbeda,ijtihad bs salah dan bs jg benar, hanya Allah yg tau. trhadap perbedaan ijtihad hrs saling menghargai, nmn trhdp penyimpangan hrs diperangi contohnya ahmadiyah, syiah dan jaringan islam liberal.

wallhu'alam 

Senin, 04 Juli 2011

bukti kesesatan LDII

Bukti-bukti kesesatan LDII, Fatwa-fatwa tentang sesatnya, dan pelarangan Islam Jama’ah dan apapun namanya yang bersifat/ berajaran serupa
1. LDII sesat.
MUI dalam Musyawarah Nasional VII di Jakarta, 21-29 Juli 2005, merekomendasikan bahwa aliran sesat seperti LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) dan Ahmadiyah agar ditindak tegas dan dibubarkan oleh pemerintah karena sangat meresahkan masyarakat. Bunyi teks rekomendasi itu sebagai berikut:
“Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah. MUI mendesak Pemerintah untuk bertindak tegas terhadap munculnya berbagai ajaran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam, dan membubarkannya, karena sangat meresahkan masyarakat, seperti Ahmadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan sebagainya. MUI supaya melakukan kajian secara kritis terhadap faham Islam Liberal dan sejenisnya, yang berdampak terhadap pendangkalan aqidah, dan segera menetapkan fatwa tentang keberadaan faham tersebut. Kepengurusan MUI hendaknya bersih dari unsur aliran sesat dan faham yang dapat mendangkalkan aqidah. Mendesak kepada pemerintah untuk mengaktifkan BAKORPAKEM dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya baik di tingkat pusat maupun daerah." (Himpunan Keputusan Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, Tahun 2005, halaman 90, Rekomendasi MUI poin 7, Ajaran Sesat dan Pendangkalan Aqidah).
2. Menganggap kafir orang Muslim di luar jamaah LDII.
Dalam Makalah LDII dinyatakan: “Dan dalam nasihat supaya ditekankan bahwa bagaimanapun juga cantiknya dan gantengnya orang-orang di luar jama’ah, mereka itu adalah orang kafir, musuh Allah, musuh orang iman, calon ahli neraka, yang tidak boleh dikasihi,” (Makalah LDII berjudul Pentingnya Pembinaan Generasi Muda Jama’ah dengan kode H/97, halaman 8).
3. Surat 21 orang keluarga R. Didi Garnadi dari Cimahi Bandung menyatakan sadar, insyaf, taubat dan mencabut Bai’at mereka terhadap LDII, Oktober 1999. Dalam surat itu dinyatakan di antara kejanggalan LDII hingga mereka bertaubat dan keluar dari LDII, karena: Dilarang menikah dengan orang luar Kerajaan Mafia Islam jama’ah, LEMKARI, LDII karena dihukumi Najis dan dalam kefahaman Kerajaan Mafia Islam Jama’ah, LEMKARI, LDII bahwa mereka itu BINATANG. (Lihat: surat 21 orang dari Cimahi Bandung yang mencabut bai’atnya terhadap LDII alias keluar ramai-ramai dari LDII, surat ditujukan kepada DPP LDII, Imam Amirul Mu’minin Pusat , dan pimpinan cabang LDII Cimahi Bandung, Oktober 1999, dimuat di buku Bahaya Islam Jama’ah Lemkari LDII, LPPI Jakarta, cetakan 10, 2001, halaman 276- 280).
4. Menganggap najis Muslimin di luar jama’ah LDII dengan cap sangat jorok, turuk bosok (vagina busuk). Ungkapan Imam LDII dalam teks yang berjudul Rangkuman Nasehat Bapak Imam di CAI (Cinta Alam Indonesia, semacam jamboree nasional tapi khusus untuk muda mudi LDII) di Wonosalam Jombang tahun 2000. Pada poin ke-20 (dari 50 poin dalam 11 halaman): “Dengan banyaknya bermunculan jamaah-jamaah sekarang ini, semakin memperkuat kedudukan jamaah kita (maksudnya, LDII, pen. ). Karena betul-betul yang pertama ya jamaah kita. Maka dari itu jangan sampai kefahamannya berubah, sana dianggap baik, sana dianggap benar, akhirnya terpengaruh ikut sana. Kefahaman dan keyakinan kita supaya dipolkan. Bahwa yang betul-betul wajib masuk sorga ya kita ini. Lainnya turuk bosok kabeh." (CAI 2000, Rangkuman Nasihat Bapak Imam di CAI Wonosalam. Pada poin ke-20 (dari 50 poin dalam 11 halaman).
5. Menganggap sholat orang Muslim selain LDII tidak sah, hingga dalam kenyataan, biasanya orang LDII tak mau makmum kepada selain golongannya, hingga mereka membuat masjid-masjid untuk golongan LDII.
Bagaimanapun LDII tidak bisa mengelak dengan dalih apapun, misalnya mengaku bahwa mereka sudah memakai paradigma baru, bukan model Nur Hasan Ubaidah. Itu tidak bisa. Sebab di akhir buku Kitabussholah yang ada Nur Hasan Ubaidah dengan nama ‘Ubaidah bin Abdul Aziz di halaman 124 itu di akhir buku ditulis: KHUSUS UNTUK INTERN WARGA LDII.
Jadi pengakuan LDII bahwa sekarang sudah memakai paradigma baru, lain dengan yang lama, itu dusta alias bohong.
6. Penipuan Triliunan Rupiah: Kasus tahun 2002/2003 ramai di Jawa Timur tentang banyaknya korban apa yang disebut investasi yang dikelola dan dikampanyekan oleh para tokoh LDII dengan iming-iming bunga 5% perbulan. Ternyata investasi itu ada tanda-tanda duit yang telah disetor sangat sulit diambil, apalagi bunga yang dijanjikan. Padahal dalam perjanjian, duit yang disetor bisa diambil kapan saja. Jumlah duit yang disetor para korban mencapai hampir 11 triliun rupiah. Di antara korban itu ada yang menyetornya ke isteri amir LDII Abdu Dhahir yakni Umi Salamah sebesar Rp 169 juta dan Rp 70 juta dari penduduk Kertosono Jawa Timur. Dan korban dari Kertosono pula ada yang menyetor ke cucu Nurhasan Ubaidah bernama M Ontorejo alias Oong sebesar Rp22 miliar, Rp 959 juta, dan Rp800 juta. Korban bukan hanya sekitar Jawa Timur, namun ada yang dari Pontianak Rp2 miliar, Jakarta Rp2,5 miliar, dan Bengkulu Rp1 miliar. Paling banyak dari penduduk Kediri Jawa Timur ada kelompok yang sampai jadi korban sebesar Rp900 miliar. (Sumber: Radar Minggu, Jombang, dari 21 Februari sampai Agustus 2003, dan akar Kesesatan LDII dan Penipuan Triliunan Rupiah karya HMC Shodiq, LPPI Jakarta, 2004. ).
7. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat: Bahwa ajaran Islam Jama’ah, Darul Hadits (atau apapun nama yang dipakainya) adalah ajaran yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan penyiarannya itu adalah memancing-mancing timbulnya keresahan yang akan mengganggu kestabilan negara. (Jakarta, 06 Rabiul Awwal 1415H/ 13 Agustus 1994M, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Ketua Umum: KH Hasan Basri, Sekretaris Umum: H. S. Prodjokusumo.
8. Fatwa Majelis Ulama DKI Jakarta: Bahwa ajaran Islam Jama’ah, Darul Hadits (atau apapun nama yang dipakainya) adalah ajaran yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan penyiarannya itu adalah memancing-mancing timbulnya keresahan yang akan mengganggu kestabilan negara. (Jakarta, 20 Agustus 1979, Dewan Pimpinan Majelis Ulama DKI Jakarta, KH Abdullah Syafi’ie ketua umum, H. Gazali Syahlan sekretaris umum.
9. Pelarangan Islam Jama’ah dengan nama apapun dari Jaksa Agung tahun 1971: Surat Keputusan Jaksa Agung RI No: Kep-089/D. A. /10/1971 tentang: Pelarangan terhadap Aliran- Aliran Darul Hadits, Djama’ah jang bersifat/ beradjaran serupa. Menetapkan: Pertama: Melarang aliran Darul Hadits, Djama’ah Qur’an Hadits, Islam Djama’ah, Jajasan Pendidikan Islam Djama’ah (JPID), Jajasan Pondok Peantren Nasional (JAPPENAS), dan aliran-aliran lainnya yang mempunyai sifat dan mempunjai adjaran jang serupa itu di seluruh wilajah Indonesia. Kedua: Melarang semua adjaran aliran-aliran tersebut pada bab pertama dalam keputusan ini jang bertentangan dengan/ menodai adjaran-adjaran Agama. Ketiga: Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan: Djakarta pada tanggal: 29 Oktober 1971, Djaksa Agung R. I. tjap. Ttd (Soegih Arto).
10. Kesesatan, penyimpangan, dan tipuan LDII diuraikan dalam buku-buku LPPI tentang Bahaya Islam Jama’ah, Lemkari, LDII (1999); Akar Kesesatan LDII dan Penipuan Triliunan Rupiah(2004).
11. LDII aliran sempalan yang bisa membahayakan aqidah umat, ditegaskan dalam teks pidato Staf Ahli Menhan Bidang Ideologi dan Agama Ir. Soetomo, SA, Mayor Jenderal TNI bahwa “Beberapa contoh aliran sempalan Islam yang bisa membahayakan aqidah Islamiyah, yang telah dilarang seperti: Lemkari, LDII, Darul Hadis, Islam Jama’ah." (Jakarta 12 Februari 2000, Staf Ahli Menhan Bidang Ideologi dan Agama, Ir. Soetomo, SA, Mayor Jendral TNI).
12. LDII dinyatakan sesat oleh MUI karena penjelmaan dari Islam Jamaah. Ketua Komisi fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH Ma’ruf Amin menyatakan, Fatwa MUI: LDII sesat. Dalam wawancara dengan Majalah Sabili, KH Ma’ruf Amin menegaskan: Kita sudah mengeluarkan fatwa terbaru pada acara Munas MUI (Juli 2005) yang menyebutkan secara jelas bahwa LDII sesat. Maksudnya, LDII dianggap sebagai penjelamaan dari Islam Jamaah. Itu jelas!” (Sabili, No 21 Th XIII, 4 Mei 2006/ 6 Rabi’ul Akhir 1427, halaman 31).
Kesesatan Sistem Manqul LDII
LDII memiliki sistem manqul. Sistem manqul menurut Nurhasan Ubaidah Lubis adalah: ”Waktu belajar harus tahu gerak lisan/badan guru; telinga langsung mendengar, dapat menirukan amalannya dengan tepat. Terhalang dinding atau lewat buku tidak sah. Sedang murid tidak dibenarkan mengajarkan apa saja yang tidak manqul sekalipun ia menguasai ilmu tersebut, kecuali murid tersebut telah mendapat Ijazah dari guru maka ia dibolehkan mengajarkan seluruh isi buku yang telah diijazahkan kepadanya itu”. (Drs. Imran AM,Selintas Mengenai Islam Jama’ah dan Ajarannya, Dwi Dinar, Bangil, 1993, hal. 24).
Kemudian di Indonesia ini satu-satunya ulama yang ilmu agamanya manqul hanyalah Nurhasan Ubaidah Lubis.
Ajaran ini bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. yang memerintahkan agar siapa saja yang mendengarkan ucapannya hendaklah memelihara apa yang didengarnya itu, kemudian disampaikan kepada orang lain, dan Nabi tidak pernah mem berikan Ijazah kepada para sahabat. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا، ثُمَّ أَدَّاهَا كَمَا سَمِعَهَا.
Artinya: "Semoga Allah mengelokkan orang yang mendengar ucapan lalu menyampaikannya (kepada orang lain) sebagaimana apa yang ia dengar”. (Syafi’i dan Baihaqi).
Dalam hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan kepada orang yang mau mempelajari hadits-haditsnya lalu menyampaikan kepada orang lain seperti yang ia dengar. Adapun cara bagaimana atau alat apa dalam mempelajari dan menyampaikan hadits-haditsnya itu tidak ditentukan. Jadi bisa disampaikan dengan lisan, dengan tulisan, dengan radio, tv dan lain-lainnya. Maka ajaran manqulnya Nurhasan Ubaidah Lubis terlihat mengada-ada. Tujuannya membuat pengikutnya fanatik, tidak dipengaruhi oleh pikiran orang lain, sehingga sangat tergantung dan terikat dengan apa yang digariskan Amirnya (Nurhasan Ubaidah). Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala menghargai hamba-hambanya yang mau mendengarkan ucapan, lalu menseleksinya mana yang lebih baik untuk diikutinya. Firman-Nya:
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَاد الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَاب
"Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal" (Qs Az-Zumar: 17-18).
Dalam ayat tersebut tidak ada sama sekali keterangan harus manqul dalam mempelajari agama. Bahkan kita diberi kebebasan untuk mendengarkan perkataan, hanya saja hrus mengikuti yang paling baik. Itulah ciri-ciri orang yang mempunyai akal. Dan bukan harus mengikuti manqul dari Nur Hasan Ubaidah yang kini digantikan oleh anaknya, Abdul Aziz, setelah matinya kakaknya yakni Abdu Dhahir. Maka orang yang menetapkan harus/ wajib manqul dari Nur Hasan atau amir itulah ciri-ciri orang yang tidak punya akal. (Lihat: Buku Bahaya Islam Jama’ah Lemkari LDII, LPPI, Jakarta, cetakan 10, 2001, halaman 258- 260).
Intinya, berbagai kesesatan LDII telah nyata di antaranya:
1. Menganggap kafir orang Muslim di luar jama’ah LDII.
2. Menganggap najis Muslimin di luar jama’ah LDII dengan cap sangat jorok, turuk bosok (Jawa: vagina busuk).
3. Menganggap shalat orang Muslim selain LDII tidak sah, hingga orang LDII tak mau makmum kepada selain golongannya.
Bagaimanapun LDII tidak bisa mengelak dengan dalih apapun, misalnya mengaku bahwa mereka sudah memakai paradigma baru, bukan model Nur Hasan Ubaidah. Itu tidak bisa. Sebab di akhir buku Kitabussholah yang ada Nur Hasan Ubaidah dengan nama ‘Ubaidah bin Abdul Aziz di halaman 124 itu di akhir buku ditulis: KHUSUS UNTUK INTERN WARGA LDII. Jadi pengakuan LDII bahwa sekarang sudah memakai paradigma baru, lain dengan yang lama, itu dusta alias bohong.
Diskrispi tentang LDII:
LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia). Pendiri dan pemimpin tertinggi pertamanya adalah Madigol Nurhasan Ubaidah Lubis bin Abdul bin Thahir bin Irsyad. Lahir di Desa Bangi, Kec. Purwoasri,. Kediri Jawa Timur, Indonesia, tahun 1915 M (Tahun 1908 menurut versi Mundzir Thahir, keponakannya).
Faham yang dianut oleh LDII tidak berbeda dengan aliran Islam Jama’ah/Darul Hadits yang telah dilarang oleh Jaksa Agung Republik Indonesia pada tahun 1971 (SK Jaksa Agung RI No. Kep-089/D. A/10/1971 tanggal 29 Oktober 1971). Keberadaan LDII mempunyai akar kesejarahan dengan Darul Hadits/Islam Jama’ah yang didirikan pada tahun 1951 oleh Nurhasan Al Ubaidah Lubis (Madigol). Setelah aliran tersebut dilarang tahun 1971, kemudian berganti nama dengan Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) pada tahun 1972 (tanggal 13 Januari 1972, tanggal ini dalam Anggaran Dasar LDII sebagai tanggal berdirinya LDII. Maka perlu dipertanyakan bila mereka bilang bahwa mereka tidak ada kaitannya dengan LEMKARI atau nama sebelumnya Islam Jama’ah dan sebelumnya lagi Darul Hadits. ). Pengikut tersebut pada pemilu 1971 mendukung GOLKAR.
Nurhasan Ubaidah Lubis Amir (Madigol) bertemu dan mendapat konsep asal doktrin imamah dan jama’ah (yaitu: Bai’at, Amir, Jama’ah, Taat) dari seorang Jama’atul Muslimin Hizbullah, yaitu Wali al-Fatah, yang dibai’at
pada tahun 1953 di Jakarta oleh para jama’ah termasuk sang Madigol sendiri. Pada waktu itu Wali al-Fatah adalah Kepala Biro Politik Kementrian Dalam Negeri RI (jaman Bung Karno). Aliran sesat yang telah dilarang Jaksa Agung 1971 ini kemudian dibina oleh mendiang Soedjono Hoermardani dan Jenderal Ali Moertopo. LEMKARI dibekukan di seluruh Jawa Timur oleh pihak penguasa di Jawa Timur atas desakan keras MUI (Majelis Ulama Indonesia) Jatim di bawah pimpinan KH. Misbach. LEMKARI diganti nama atas anjuran Jenderal Rudini (Mendagri) dalam Mubes ke-4 Lemkari di Wisma Haji Pondok Gede, Jakarta, 21 November 1990 menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia). (Lihat: Jawa Pos, 22 November 1990,Berita Buana, 22 November 1990, Bahaya Islam Jama’ah Lemkari LDII, LPPI Jakarta, cetakan 10, 2001, halaman 265, 266, 267).
Semua itu digerakkan dengan disiplin dan mobilitas komando “Sistem
Struktur Kerajaan 354″ menjadi kekuatan manqul, berupa: “Bai’at, Jama’ah, Ta’at” yang selalu ditutup rapat-rapat dengan sistem:
“Taqiyyah, Fathonah, Bithonah, Budi luhur Luhuring Budi karena Allah." (lihat situs: alislam. or. id).
Penyelewengan utamanya: Menganggap Al-Qur’an dan As-Sunnah baru sah diamalkan kalau manqul (yang keluar dari mulut imam atau amirnya), maka anggapan itu sesat. Sebab membuat syarat baru tentang sahnya keislaman orang. Akibatnya, orang yang tidak masuk golongan mereka dianggap kafir dan najis (Lihat surat 21 orang dari Bandung yang mencabut bai’atnya terhadap LDII alias keluar ramai-ramai dari LDII, surat ditujukan kepada DPP LDII, Imam Amirul Mu’minin Pusat , dan pimpinan cabang LDII Cimahi Bandung, Oktober 1999, Bahaya Islam Jama’ah Lemkari LDII, LPPI Jakarta, cetakan 10, 2001, halaman 276- 280).
Itulah kelompok LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) yang dulunya bernama Lemkari, Islam Jama’ah, Darul Hadits pimpinan Nur Hasan Ubaidah Madigol Lubis (Luar Biasa) Sakeh (Sawahe Akeh/ sawahnya banyak) dari Kediri Jawa Timur yang kini digantikan anaknya, Abdu Dhohir. Penampilan orang sesat model ini: kaku –kasar tidak lemah lembut, ada yang bedigasan, ngotot karena mewarisi sifat kaum khawarij, kadang nyolongan (suka mencuri) karena ada doktrin bahwa mencuri barang selain kelompok mereka itu boleh, dan bohong pun biasa; karena ayat saja oleh amirnya diplintir-plintir untuk kepentingan dirinya. (Lihat buku Bahaya Islam Jama’ah Lemkari LDII, LPPI Jakarta, cetakan 10, 2001).
Modus operandinya: Mengajak siapa saja ikut ke pengajian mereka sacara rutin, agar Islamnya benar (menurut mereka). Kalau sudah masuk maka diberi ajaran tentang shalat dan sebagainya berdasarkan hadits, lalu disuntikkan doktrin-doktrin bahwa hanya Islam model manqul itulah yang sah, benar. Hanya jama’ah mereka lah yang benar. Kalau menyelisihi maka masuk neraka, tidak taat amir pun masuk neraka dan sebagainya. Pelanggaran-pelanggaran semacam itu harus ditebus dengan duit. Daripada masuk neraka maka para korban lebih baik menebusnya dengan duit.
Dalam hal duit, bekas murid Nurhasan Ubaidah menceritakan bahwa dulu Nurhasan Ubaidah menarik duit dari jama’ahnya, katanya untuk saham pendirian pabrik tenun. Para jama’ahnya dari Madura sampai Jawa Timur banyak yang menjual sawah, kebun, hewan ternak, perhiasan dan sebagainya untuk disetorkan kepada Nurhasan sebagai saham. Namun ditunggu-tunggu ternyata pabrik tenunnya tidak ada, sedang duit yang telah mereka setorkan pun amblas. Kalau sampai ada yang menanyakannya maka dituduh “tidak taat amir”, resikonya diancam masuk neraka, maka untuk membebaskannya harus membayar pakai duit lagi.
Kasus tahun 2002/2003 ramai di Jawa Timur tentang banyaknya korban apa yang disebut investasi yang dikelola dan dikampanyekan oleh para tokoh LDII dengan iming-iming bunga 5% perbulan. Ternyata investasi itu ada tanda-tanda duit yang telah disetor sangat sulit diambil, apalagi bunga yang dijanjikan. Padahal dalam perjanjian, duit yang disetor bisa diambil kapan saja. Jumlah duit yang disetor para korban mencapai hampir 11 triliun rupiah. (Sumber Radar Minggu, Jombang, dari 21 Februari sampai Agustus 2003, dan akar Kesesatan LDII dan Penipuan Triliunan Rupiah karya HMC Shodiq, LPPI Jakarta, 2004). [haji/data ada di LPPI]

sumber asli: http://www.voa-islam.com/counter/liberalism/2011/03/08/13668/inilah-daftar-kesesatan-ahmadiyah-dan-ldii